Komisi X Ancam Tak Setujui RAPBN 2016 Kemenpora
Komisi X DPR mempertimbangkan persetujuan terhadap Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2016 yang diajukan Kementerian Pemuda dan Olahraga jika Kemenpora tidak melaksanakan hasil raker dengan Komisi X pada 10 Juni 2015. Kesimpulan raker tersebut adalah dalam upaya pembenahan tata kelola persepakbolaan nasional, Komisi X mendesak Menpora untuk melakukan pertemuan dengan PSSI paling lambat tanggal 23 Juni 2015.
“Apabila hasil-hasil keputusan rapat kerja tersebut tidak dilaksanakan, Komisi X DPR RI akan mempertimbangkan persetujuan terkait pembahasan RAPBN TA 2016 yang diajukan oleh Menpora,” kata Wakil Ketua Komisi X Ridwan Hisjam dalam konferensi pers di Ruang Wartawan, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/06/15).
Ia menekankan Komisi X memandang Menpora tidak memiliki niat baik karena sampai batas waktu tanggal 23 Juni 2015 belum melakukan pertemuan dengan PSSI hasil KLB Surabaya 2015 yang diakui FIFA. Hisjam dalam acara tersebut bicara didampingi dua wakil ketua lainya yaitu Sohibul Iman (FPKS) dan Nuroji (FP Gerindra) serta anggota Komisi X Zulfadhli.
Sedianya, tambah Politisi F-PG ini, Komisi X akan melakukan raker dengan Menpora pada Rabu (24/06/15) pukul 13.00, namun karena Menpora tidak mengadakan pertemuan dengan PSSI, Komisi X memutuskan untuk membatalkan rapat kerja. Hal ini menjadi kesepakatan dalam rapat intern Komisi X.
“Rapat intern juga memutuskan Komisi X akan segera melakukan rapat koordinasi dengan Pimpinan DPR untuk menanyakan perkembangan surat Pimpinan DPR kepada Presiden tanggal 28 Mei 2015, untuk meminta Presiden memerintahkan Menpora segera mengakhiri kisruh permasalahan sepakbola nasional,” imbuh politisi asal Dapil Jawa Timur.
Disamping kekisruhan sepak bola nasional, Kemenpora dinilai juga gagal meraih hasil optimal dalam SeaGames 2015 di Singapura, sehingga bisa disimpulkan anggaran yang diberikan selama ini tidak berdampak positif terhadap perkembangan olah raga di tanah air.
“Perlu dilakukan revisi kebijakan Menpora terhadap prestasi olahraga secara nasional. Bukan saja sepakbola, tapi juga cabang olahraga yang lain,” tutup Hisjam. (sf) Foto: Naefuroji/parle/od